Selasa, 10 Maret 2015

#Reportase 24 : "Jodoh" Versi Traffic Light

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


Hulaaaa akhirnya bisa nulis juga...



MyEm0.Com

Akibat fenomena buaaanyyakkknyaa "undangan nikah" dari temen mulai dari temen TK...SD...SMP..SMA...sampe kuliah....
Ditambah tadi macet di daerah lampu merah pas perjalanan menuju Seminar Peduli Palestina dari KNRP..
Akhirnya kepikiran nulis reportase ini...

Lah?!!Apa hubungannya?!!MyEm0.Com

Sabar...sabar...


Gini....dimulai dari tadi malem temen cerita tentang jodoh..ditambah hari ini ada temen BEM yang melangsungkan akad nikah...
*sorry bro Arifin dan sist Elinda... aye gabisa datang, ada agenda yang gabisa izin... Semoga jadi keluarga yang sakinah, mawwadah, warrohmah, dan taqwa yah...*MyEm0.Com

Fotonya aye share nih di blog aye biar beken...

Barakallahulakuum yah Arifin dan Elinda^^


Nah...

Tadi pas macet lampu merah....berubah jadi kuning...berubah jadi ijo.....hingga akhirnya merah lagi...
Tiba-tiba terlintas hal ini....

Perjalanan kita bertemu jodoh itu kayak Traffic light.... Ada beberapa kondisi yang mirip, ga percaya? Nah ini dia reportase ala wita...

Pertama, pernah ngalamin ga ? Kondisi dimana saat kalian berkendara *kalo saya mah naik motor yah* dan macet ga jelas di lampu merah. Udah 2 Kali lampu hijau tapi tetep belum kebagian jatah maju.

Nah... Sama seperti jodoh..

Kalau memang belum saatnya, meski rasanya kita sudah siap, uang sudah mencukupi, umur sudah matang, ilmu sudah ngelotok. Tapi,,, KALAU MEMANG BELUM SAATNYA... Yah ga akan bisa maju...
Meski banyak kesempatan datang... atau teman-teman ngirim undangan silih berganti.. disitulah kita belajar SABAR....


Kedua, Pasti pernah dong ngalamin udah ngebut dari jauh karena lampu masih hijau. Eh.. tiba2 kebagian merah! Tetot!!!! Akhirnya kita pun kembali mengantri d di penghujung garis. Disini kita bisa milih mau tetap maju meski lampu sudah kuning menuju merah *ini agak melawan aturan lalu lintas yah...* ATAU berhenti dan bersabar di lampu hijau berikutnya.

Nah...Kalau ini gambarannya kek gini...

Kita gak tau siapa yang akan menjadi pendamping kita kelak *tentunya pendamping yang akan bimbing kita hingga ke syurgaNya yah..*.  Mungkin ada yang ngalamin berbagai proses, ada yang pacaran, ta'aruf, ato dijodohin orang tua. Ini namanya proses. Proses mana yang akan kita pilih?
Yang jelas untuk menuju suatu kebaikan, sebaiknya dengan cara-cara yang baik juga sob...

Hal lainnya, adakalanya mungkin kita terbentur beberapa hal, hal kecil atau pun hal besar kayak restu orang tua , kalau cuma mikirin CINTA tanpa pikir panjang yang ada malah bisa jadi maen kawin lari *yang ada malah pernikahan jadi tidak sah sob...*. Tapi kalau kita bisa lebih sabar mungkin kita bisa ngobrolin ini baik-baik sama orangtua kita.  Hmm... orangtua itu pasti ingin yang terbaik untuk anaknya kok. Disinilah kita yang memutuskan... mau maen tabrak! Atau perlahan-lahan dan sabar menunggu pertolongan Allah. Karena pernikahan bukan hanya soal CINTA. Nah dari sini kita kembali belajar SABAR dan NEGOSIASI.


Ketiga, Kadang saat kita menanti giliran lampu hijau pasti ada yang maunya lurus tapi ngambilnya malah barisan kanan *kebayang ga?*. Intinya ngebahayain dn bikin pusing yang mau belok kanan, karena ternyata dia malah lurus. Kalau selama perjalanan kita bengong... ga fokus... yang jadi celaka tentunya malah kita , bisa kejadian tabrakan beruntun..


Nah sama aja kayak perjalanan bertemu dengan "dia"...


Kalau kita tidak pandai dalam menjaga diri sampai akhirnya terdengar suara ijab kabul yang kemudian di sambut dengat sahutan "SAH!" dan hujanan do'a-do'a. Hmmm...inget ajj firman Allah dalam surat berikut,

“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik." (Qs. An Nur:26)

Allah itu Maha Pemberi Ampunan dan Maha Penerima Taubat hambaNya yang mau bersungguh-sungguh dalam memperbaiki diri. Jadi sampai saatnya akan ada seseorang pangeran yang datang dan menjemput kita, sebaiknya kita mantapkan hati dan bekali diri dengan ilmu-ilmu tentang pernikahan. Ikut seminar pranikah, seminar paremting, kelas memasak, dll. Biar diri makin mantap sob...


Keempat, apa yang temen-temen rasain pas temen-temen lewatin traffic light pas kebagian lampu hijaunya lamaaaaaa banget, sampe akhirnya temen-temen ngelewatin lampu itu tanpa hambatan, tanpa macet, plongggg aja gitu....


Nah...kalau untuk yang ini...

Pada saatnya nanti, saat akhirnya kita dipertemukan dengan "dia" yang telah Allah takdirkan untuk kita. Kalau kita sudah menempuh jalan yang Allah ridhoi, ibaratnya prosesnya benar. Maka inshaa Allah seterusnya akan dimudahkan olehNya. Dan saat itu...

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman : 55)




Hmm...MyEm0.Com
Sekian reportase wita kali ini.. Semoga bermanfaat...
Menapaki langkah umurku ke-25 dan sebuah tulisan untuk almarhum papah tercinta yang jauh-jauh dari kota hujan menjemput jodohnya di tanah Banjarmasin, mamahku tercinta....
Met milad papah...MyEm0.Com

Demikian Reportase kali ini saya, Roswita Puji Lestari melaporkan dari blog pribadi saya...


Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Sabtu, 10 Mei 2014

Les Espoirs

"Kubersujud padaMu...Dan pasrahkan diri di ke-Maha-anMu..."
(Lirik Lagu "Semesta bertasbih"nya Opick)

Je n'ai aucune idée de quoi faire d'autre s'il vous plaît.
Sont il ya restant espoir pour moi?
Ou je reste juste s'inclina atone face du destin.
Je peux encore sourire.
Pour cacher les larmes qui coule rapides.
Mais j'étais encore capable de sourire.
Pour «révéler» que "i'm ok...i'm fine.."
Maintenant, je suis juste sans voix.
Et je ne sais pas quoi faire d'autre s'il vous plaît.

Qui seront, seront...
Je suis résigné à tous les termes que vous, Ya Rabb...


Minggu, 09 Februari 2014

NIKAHI ATAU IKHLASKAN!

https://www.facebook.com/pages/Setia-Furqon-Kholid/148795011831849






 

Pernah punya perasaan suka pada seorang lelaki atau wanita?
Ingin ia menjadi pendamping hidupmu?

Tapi masalah jodoh ternyata bukan hanya masalah kecocokan.
Tapi juga kesamaan momentum cinta.
Nggak ngerti ya?

Gini maksudnya, Sahabat udah siap nikah tahun ini misalnya. masalahnya orang yang Anda sukai punya target nikahnya 3 tahun lagi. Nah loh, apa yakin bisa nunggu? gimana kalau dalam perjalanan 3 tahun itu Anda atau dia punya orang yang lebih disukai. Ga fair dong kalau kita menghalangi jodoh orang.

Lebih parah lagi kalau kasusnya gini, Anda sudah siap menikah, tapi orang yang Anda sukai gak pernah punya kepikiran untuk menikah. Wah, itu mah sebaiknya lupain aja. Nggak akan beres. nggak akan berujung pelaminan lagi! Malah enak di dia nggak enak di kita.

Kalau lelaki yang gentle, dia akan menikahi wanita di saat momentum yang tepat. Saat ia bulat tekad untuk menikah, sehingga masalah "dengan siapanya?" jadi sebuah tantangan tersendiri baginya. Maka, di tahun dimana ia memutuskan untuk menikah, kisah heroik pencarian tulang rusuk yang hilang menjadi begitu terkesan, dari mulai ditolak, dipersulit calon mertua, hingga akhirnya saaat ia bertemu dengan jodohnya semua begitu dipermudah oleh Allah.

Orang tua oke, mertua yes, calon pasangan sip. Akhirnya tak disangka udah ada di kursi pelaminan. Begitu terasa perjuangannya, begitu indahnya kesucian cinta diperjuangkan.

Beda dengan yang nggak gentle, dari awal belum siap nikah aja udah curi-curi pandang, udah berani pegang-pegang, udah smsan, udah mengukir janji kesetiaan padahal boongan. Proses pencarian rusuk hilang pun jadi nggak seru, nggak romantis, dan kurang indah. Ya, dia sendiri yang udah berani mendikte Allah bahwa ini pasti jodohnya. Padahal belum tentu loh, yang udah pasti selama bertahun-tahun mereka bersama dicatat maksiat dan dosa mendekati zina. Secara gitu loh yang besoknya mau akad nikah aja bisa nggak jadi karena keadaan darurat. Iya kan?

So, jadilah lelaki gentle. BERANI NIKAHI, NGGAK BERANI IKHLASKAN.
So, jadilah wanita hebat. TERIMA IA, KALAU BELUM SIAP IKHLASKAN.

Jangan memberi harapan palsu pada seseorang. Karena itu mencirikan integritas pribadimu.

Siaaaappppp...???









Silahkan di-SHARE. Moga mencerahkan

Setia Furqon Kholid